Pages

Senin, 11 April 2011

Bullying? Basi kali!





As we know, bullying sudah ada sejak jaman Ibu dan Ayah lo masih di sekolah, atau bahkan zaman Nenek lo (?). Jadi, kenapa kita masih mau mengikuti tradisi jaman primitif ini? Banyak orang yang malah nganggap kalau inilah cara yang paling ampuh untuk mendekatkan kita dengan adik kelas dan kakak kelas. Tapi, seharusnya kita jauh lebih pintar untuk tahu bahwa itu nggak benar. Masih ada banyak cara buat mendekatkan diri dengan mereka selain dengan mem-bully 'kan? 
Siapa sih yang suka dibentak-bentak, diomelin, atau bahkan dilempar gorengan tanpa alasan yang jelas kayak yang biasa kita lihat di Glee, yang lebih bernama dan memiliki popularitas lah yang akan menginjak-injak "the outsiders". Padahal tujuan berangkat ke sekolah adalah selain untuk belajar, juga untuk menambah teman sebanyak mungkin. Tapi, jika memang ‘terlanjur’ masuk ke sekolah yang menganggap bullying ini sebagai tradisi, mau nggak mau kita harus bisa mengatasi masalah ini. Jangan sampai kita kalah, yang akhirnya membuat kita malas sekolah dan prestasi menurun.

    Oleh karena itu, hadapi kekerasan di sekolah itu dengan:

1. Jangan jadikan kita sebagai korban yang terlalu gampang untuk di-bully. Kalaupun karena tradisi sebagai junior kita harus menerima perlakuan ini, maka bikin si pem-bully untuk bekerja ekstra keras.
Caranya: 
  • Pastikan kita tahu betul prestasi dan kemampuan yang kita punya. Prestasi itu akan membuat kita jadi lebih berharga.
  • Nggak punya prestasi? Siapin pede yang cukup contohnya dengan selalu melakukan eye contact dengan lawan bicara kita. 
  • Diteriakin “tolol”, “bego”, dsbnya? Nggak usah berkecil hati. Tutup telinga dan anggap saja mereka hanya sekelompok orang yang butuh perhatian.
  • Pasang senyum saja saat kita menanggapi omelan pem-bully dengan senyum, pasti lama-lama dia akan jadi keki sendiri, dan jadi awkward sama kita, lama-lama bakalan kapok 'kan?
  • Tenang saat berhadapan dengan pem-bully. Gak usah emosi dan nyolot juga kalau lagi adu argumen sama dia dan juga jangan gampang down dengan perkataan dia. 

2. Saat tingkah laku pem-bully ini sudah mengarah ke kriminalitas dan membahayakan nyawa kita, jangan takut melaporkannya ke ortu biar kata dia mengancam melakukan sesuatu yang lebih buruk kepada kita. Nantinya ortu akan bisa menuntut ke pihak sekolah. Bahkan, jika pihak sekolah nggak bertanggung jawab, ortu bisa melaporkannya ke pihak yang berwajib.

Jadi intinya, jangan takut dan kicep atau malah minder dan takut sekolah hanya karena mereka si pem-bully ini. 
You are stronger than you thought guys!

(dikutip dari majalah gadis dengan berbagai penambahan)

Tidak ada komentar: